Kita bersyukur, Indonesia punya Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah sebagai dua tonggak kokoh organisasi keislaman terbesar yang menjadi penyanggah bagi rukun damai dan tolerannya kehidupan beragama di Indonesia yang sangat majemuk. Dengan tidak mengesampingkan Ormas Islam lainnya yang juga bersama-sama menjaga Indonesia.
Indonesia kuat karena ada NU dan Muhammadiyah, namun mereka berdua hari ini selalu menjadi titik tembak bagi kelompok-kelompok dengan semangat keagamaan yang Ekstrem, tekstual dan puritan, kita tunjuk hidung saja, mereka adalah Salafi Wahabi. Mereka susah untuk menyebarkan dakwahnya, ketika harus beradu hantam dengan NU dan Muhammadiyah, dengan kader yang mengakar dan loyal, mereka akan terus mencari cara untuk bagaimana merobohkan NU dan Muhammadiyah.
Yang hari ini sedang ramai adalah satu kegelisahan kawan-kawan di Muhammadiyah bagaimana Inflitrasi Salafi Wahabi di Muhammadiyah melalui Masjid-masjid mereka. Tidak hanya NU yang sering “Kemalingan Masjid” namun juga Muhammadiyah. Prof Mu`ti, Sekertaris Umum PP Muhammadiyah beberapa hari lalu mencuit sebagai berikut, “Masjid Muhammadiyah harus dikelola dengan baik agar tidak seperti kaleng Kh*ng Gu*an. Luarnya biskuit, dalamnya rengginang. Namanya Masjid Muhammadiyah, amaliah ibadah dan kegiatan bertentangan dengan Muhammadiyah,”. Ini jelas, Shorih bahwa Masjid-masjid Muhammadiyah juga sedang tidak baik-baik saja, Salafi Wahabi merebutnya dan kemudian mengakuisisi lalu menyalahkan Muhammadiyah itu sendiri kepada para warganya.
Salafi Wahabi selama ini Nyaman melakukan Infiltrasi ke Muhammadiyah karena mereka selalu menggunakan terma-terma Salafi Wahabi dan MuhamMuhammadiyahiyah mirip, sama-sama tidak Qunut, tidak Tahlilan, tidak Ziarah Kubur dan masalah-masalah Furu`iyah lainnya, padahal Muhammadiyah dan Salafi Wahabi sama sekali berbeda, sangat jauh perbedaannya, Muhamaadiyah tidak pernah mengkafirkan yang tak sama, mencintai Bangsa ini, moderat dan toleran, Salafi Wahabi sebaliknya, bukan masalah Furu`iyah yang sama, namun akar ideologi keagamaan yang sama sekali berbeda.
Salafi Wahabi sudah mulai menyerang Ustadz Muhammadiyah secara terbuka, UAH dihajar di Media sosial karena membolehkan Musik, mereka berupaya membunuh karakter UAH, sama seperti yang mereka lakukan kepada penceramah-penceramah NU, satu sisi mereka menghajar Muhammadiyah, satu sisi, mereka masuk menjadi kader Muhammadiyah, menjadi pengurus Masjid dan amal usaha Muhammadiyah, ini harus menjadi kesadaran bersama warga Muhammadiyah, harus menjadi gerakan bersama bahwa Inflitrasi Salafi Wahabi di tubuh Muhammadiyah harus segera dilakukan penanganan prefentif, agar Kaleng Khongguan tetap isinya biskuit, bukan Rengginang.
Sebenarnya fenomena Masjid dan amal usaha Muhammadiyah yang disusupi Salafi Wahabi ini sudah lama, adanya MUSA, Muhammadiyah rasa Salafi ini juga sudah lama, namun hari ini, adalah momentum yang tepat, kami, dari NU juga tidak rela, kakak kami, Muhammadiyah digerogoti dari dalam oleh Salafi Wahabi, mereka berbahaya bukan bagi NU dan MuhamMuhammadiyahiyah, mamun lebih karena mereka berbahaya bagi Indonesia bahkan Islam itu sendiri. Satu saja fakta bagaimana mereka berbahaya bagi Indonesia dan Islam, adalah, hampir semua Napi Teroris itu berpaham Salafi Wahabi, sila bantah fakta dari BNPT ini, Terimakasih.
Afif Fuad Saidi.
Ke-Cyber Media-an PP GP Ansor.