September 2021, MEK ditangkap oleh Dendsus 88 AT Polri di bekasi atas dugaan tindak pidana terorisme, MEK menurut kesaksian para tetangganya sering mengisi ceramah di Masjid dan menjadi Imam Sholat, AW terduga teroris yang ditangkap beberapa hari yang lalu di Tapanuli Tengah juga menurut kesaksian warga sekitar sering berceramah di Masjid, mundur sedikit di Desember 2019, MZ terduga teroris yang ditangkap di Sleman, juga kerap mengisi ceramah di Masjid di lingkungan dia tinggal. Mau lebih banyak lagi sumber soal teroris yang sering berceramah di Masjid? Googling sebentar, maka kita akan sangat banyak menemukan bahwa para teroris itu banyak berceramah di Masjid-masjid. Pertanyaannya adalah, apa isi ceramahnya? Apakah tentang Islam yang toleran? Menghormati perbedaan? Berbicara tentang Islam yang penuh damai? Ndak masuk akal, kalo ceramahnya adem, kenapa dia jadi teroris? 

Sementara hasil kajian dari penelitian Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) tahun 2018 juga tak kalah mengejutkan. Berdasarkan riset terhadap materi khotbah di 100 masjid, yang terdiri atas 35 masjid kementerian, 28 masjid lembaga pemerintahan, dan 37 masjid BUMN, P3M mendapatkan fakta bahwa rata-rata ceramah diisi materi yang cenderung radikal. Penuh kebencian terhadap demokrasi, Pancasila, dan kemajemukan. Dan jika kita perhatikan sejak beberapa tahun lalu, kajian-kajian di Masjid-masjid terutama milik pemerintah sering diisi oleh mereka yang bahkan terafiliasi Hizb Tahrir Indonesia (HTI), ingat, 2019 Felix Siaw masih ceramah di Masjid Fatahillah Balaikota DKI Jakarta. Belum lagi Masjid-masjid BUMN yang lain yang sangat banyak para penceramahnya yang tidak pada seamangat Islam moderat dengan wawasan kebangsaan, semangat Pancasila sebagai payung teduh Bangsa ini. Sila cari sendiri berita tentang Masjid BUMN yang penceramahnya begitu itu.

Jika kemudian saat ini Polri akan memetakan Masjid demi mencegah paham radikal, kenapa ditolak? Kenapa ditentang? Dengan alasan dimana ada ceramah mengajak jamaah masjid untuk menjadi teroris? Di mana ada Bai`at teroris di Masjid? Kok jadi dangkal begitu pemikirannya? Masak Ndak paham bahwa Radikalisme dimulai dari semangat-semangat Intolerasi, semangat menyalahkan yang tak sama, yang banyak disuarakan oleh penceramah-penceramah Salafi Wahabi itu, lalu mengkristal menjadi paham radikal dan kemudian dari sana lahir apa yang bernama terorisme. Ingat, Salafi Wahabi tidak mengajarkan orang untuk menjadi teroris, namun bisa menjadikan orang menjadi Teroris. Kata Kiai Said Aqil, mantan Ketua Umum PBNU, Salafi Wahabi menjadi pintu masuk terorisme. 

Kekhawatiran negara akan penyebaran terorisme harusnya menjadi kegelisahan yang sama para Tokoh Bangsa, jika sudah banyak fakta kajian-kajian di Masjid-masjid diisi oleh penceramah-penceramah yang menginginkan bentuk lain dari NKRI ini, berpaham puritan yang sangat berbahaya bagi keberagaman dan kebinekaan Bangsa ini, kenapa harus ditentang? 

By Afif

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *