Ketika menolak Sugik Nur yang hendak berceramah, maka yang kita tolak sebenarnya adalah Kebodohan, Kengawuran, dan satu bahaya besar saat Agama dijadikan alat untuk memenuhi nafsu pribadi atau kelompoknya. Apa yang hendak kita dapatkan dari ceramah agama Si Sugik Nur? Tidak ada, selain kesesatan, caci maki dan provokasi yang sangat Ngawur. Tidak mempunyai piranti keilmuan yang mumpuni, sangat tidak mumpuni bahkan. Tidak perlu dalil macam-macam sebenarnya untuk kemudian kita sebagai masyarakat yang waras menolak ketika dia hendak berceramah agama. Dan memang harus ditolak.
Lantas timbul pertanyaan, kenapa masih ada orang-orang atau kelompok yang mengundang dia untuk berceramah? Jawabannya ya karena sama bodohnya dengan Si Penceramah. Kadang naluri manusia untuk suka pada apapun yang sama dengannya, menutupi logika sehat berfikir mereka. Misalnya, ada kelompok yang tidak suka kepada pemerintah, Sugi Nur juga sering menyerang pemerintah, walaupun tidak dengan data dan analisa serius, hanya modal mengumpat, maka mereka akan menerima Si Sugik Nur.
Atau begini, di negara-negara Timur tengah sana, yang saat ini hancur akibat Arab Spring. Satu istilah untuk bagaimana kelompok-kelompok Fundamental, Ekstirmis Islam menyebar janji berupa angin musim semi, angin surga tentang jika Islam berkuasa, maka Bla bla … semua janji surga, angin musim semi disampaikan, dan ketika mereka berkuasa, maka kehancuran yang terjadi. Nah, salah satu ciri Arab Spring itu adalah, mereka sengaja untuk Men-Downgrade Ulama-ulama beneran, yang memang alim, dibilang lah Liberal, penjilat kekuasaan dan sejenisnya, dan sejalan dengan itu, mereka mengorbitkan penceramah-penceramah abal-abal yang tak paham agama sekalipun yang mereka katakan ini Ustadz atau Ulama yang benar. Tujuannya apa? Jelasnya adalah, mereka akan dengan gampang memasukkan propaganda-propaganda, tujuan nafsu politik kelompoknya dengan menyandarkan pada hukum-hukum yuridis Islam yang dimaknai dan ditafsiri serampangan oleh Ustadz-ustadz abal-abal mereka tadi. Jika melihat bagaimana Sugik Nur masih dianggap Ustadz oleh sekelompok orang, apakah sama sudah salah satu ciri bagaimana Arab Spring memporakporandakan Negara-negara timur tengah dan di Indonesia? Waspada …
Sing Waras Ojo Ngalah, yang waras jangan mau mengalah, jangan diam, penolakan pada ceramah para Ustadz abal-abal adalah salah satu bentuk tanggung jawab kita bersama menjaga agama dan bangsa ini. Kalo ada Ustadz penceramah yang benar-benar alim, piranti keilmuannya mumpuni, tidak mengajak dan menyeru pada Eklusifisme beragama, menolak Pancasila dan dasar negara, tidak melakukan provokasi pada pemerintah dengan hanya bermodal makian dan tanpa data, silahkan saja, Tak masalah, namun jika seperti Sugik Nur, satu kata, Tolak!!!. Demi agama dan bangsa.