Bali Tak hentinya mengajarkan kita tentang bagaimana semangat Kebinekaan itu dibangun, dan dipraktekkan dalam hidup berkehidupan kita sehari-hari. Pada satu awal kata “Toleransi”, sebenarnya “Moderasi Beragama” sudah tertanam di sana sejak dahulu kala.
Ngejot, satu istilah dimana warga Bali, apapun agamanya, jika mereka merayakan hari besarnya, Idul Fitri untuk muslim, Galungan misalnya untuk saudara kita yang Hindu, mereka akan mengantarkan Makanan, Buah-buahan, aneka Kue kepada sanak saudara maupun tetangga yang berbeda agama. Ngejot sudah menjadi payung teduh bagi indah toleransi di Bali sejak dahulu kala.
Ngejot adalah bentuk semai ikatan persaudaraan, kerukunan, rasa berterima kasih kepada siapapun yang telah berbuat baik pada kita, sebagai Pengwales (Membalas) kebaikan pada sesama, antar keluarga, tetangga atau Banjar dimana mereka tinggal. Ngejot bukan saja berkirim makanan, namun bagaimana semai indah Toleransi terus dipupuk, Ngejot adalah tentang persaudaraan sesama manusia.
Saya yakin, Ngejot adalah istilah untuk indah kerukunan di Bali, akan ada Ngejot dengan bahasa yang lain di daerah lain di pertiwi ini, mari ceritakan indah toleransi di daerah kalian, agar kita dan anak cucu kita, punya pemaknaan yang sama bahwa Indonesia ada, besar, karena Kebinekaan, karena tidak ada yang merasa paling berjasa atas bangsa ini, ada karena rukun, toleran yang selalu moyang kita ajarkan, Dan Ngejot adalah salah satu nilai luhur budaya Bali yang diajarkan Moyang kita untuk rukun, damai ditengah ragam perbedaan.