Tuan yang dengan sangat pongah menendang Sesajen di Pronojiwo Lumajang itu, saya melihatnya, dia bukan sedang menendang wadah kecil berisi makanan, namun dia menendang satu nilai, satu budaya luhur Moyang kita. Menendang kewarasan dan kedewasaan beragama, menendang dan merusak taman indah bernama toleransi. Sangat menyakitkan melihat Tuan tersebut menendang dengan pongahnya.
Jika yang menaruh Sesajen itu saudara kita yang beragama lain misalnya, jelas Tuan itu menendang agamanya sendiri, agama saya juga. Merendahkan agamanya, yang bahkan tak ada satu pun hukum yurudis Islam yang membenarkan merusak nilai budaya agama lain, terlebih kita ada dalah satu pelukan hangat Kebinekaan dalam pangkuan Pertiwi Indonesia. Lantas ada yang membawa pada semangat Nabi Ibrahim yang merobohkan berhala? Itu narasi berbahaya, entah apa semangatnya.
Jika yang menaruh Sesajen adalah saudara muslim, lantas apa salahnya? Kiai-kiai NU itu kiai alim luar biasa, Bahstul Masa`il sudah ribuan kali mungkin membahas tentang Sesajen. Dan tak mengapa. Apalagi jika kita tarik pada satu episode sejarah, bagaimana Islam bisa masuk ke Nusantara, lewat apa? Perang? Nope, lewat indah akulturasi budaya.
Saya Ndak akan Ndalil, percuma juga, mereka Ngajinya hanya sampai pada Man Tasyabbaha Bi Qaumin, sama Qullu Bid`atin Dolalah saja. Saya juga Ndak akan berbicara tentang bagaimana akulturasi Agama dan Budaya yang menjadikan Islam bertahan dan berkembang di Nusantara, bahwa Tradisi dan budaya lokal itu yang justru menjadi pengikat sekaligus penguat agama Islam, Ndak Nyandak mereka. Islamnya terlalu Tektualis dan Eklusif. Yang saya mau bilang hanya, Ayo, yang waras Ojo Ngalah.
Viralnya kecaman Tuan yang sangat pongah tersebut di media sosial adalah sebuah keharusan, sebagai bentuk bahwa kita yang masih waras, yang masih ingin indah toleransi, indah keberagaman di Indonesia ini masih bisa anak cucu kita nikmati kelak. Jangan beri ruang tingkah polah arogansi beragama seperti itu, dan jangan beri panggung narasi-narasi pembenaran atas tingkah polah mereka. Ini berbahaya. Sangat berbahaya. Banyak sudah Negara-negara yang kemudian dihilangkan nilai-nilau luhur budaya moyangnya, dan kemudian para Ektrimis itu berkuasa, apa yang terjadi? Negaranya porak poranda. Perang berkepanjangan dan entah sampai kapan akan usai.
Sekali lagi, jangan beri panggung untuk mereka yang beragama secara arogan, apapun agamanya, dan jangan beri panggung bagi para pendukungnya yang menarasikan pembenaran di media sosial. Sing waras Ojo ngalah. Mereka apa Sesajen itu yang pantas ditendang?